SITUS TOMBAK SULUSULU DI KEC. BAKTIRAJA, UMBANG HASUNDUTAN SUMUT |
Mau berwisata sekaligus
mempelajari sejarah, jika Anda berada di Medan jangan lupa berkunjung ke Situs
Tombak Sulusulu. Di situs terdapat Goa dan jalan menuju Tombak Sulusulu yang
diyakini sebagai tempat kelahiran Raja Sisingamangaraja pertama di Desa Marbun,
Baktiraja, Humbahas, ditargetkan masuk dalam Cagar Budaya Indonesia.
Objek
Wisata Tombak Sulusulu di Desa Marbun, Kecamatan Baktiraja, Kabupaten
Humbang Hasundutan (Humbahas), yang diyakini sebagai tempat kelahiran Raja
Sisingamangaraja pertama ditargetkan masuk menjadi cagar budaya Indonesia.
Untuk mencapai itu, Dinas Pariwisata Sumatera Utara (Sumut) menurunkan
sejumlah pihak mewakili arkeologi, sejarawan dan budayawan untuk meneliti situs
sejarah tersebut.Kabid Cagar Budaya Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Sumut,
Rimas Ria Hutabarat, kepada sejumlah wartawan di Baktiraja, Rabu (16/9),
mengatakan, pihaknya telah memiliki program dan penilaian terhadap sejumlah
situs di Sumut secara arkeologis.
Sebab
itu, pihak Pemprov Sumut sudah menurunkan sejumlah ahli di bidangnya untuk
melihat sejauh mana dan sekuat apa situs Tombak Sulusulu dapat masuk menjadi
cagar budaya yang dilindungi dan dijaga. “Untuk hasilnya, nanti setelah kita
menerima laporan. Yang pasti sejumlah peneliti dari berbagai bidang telah
membuat penilaian dan hasil penilaiannya akan menjadi referensi dalam menetapkan
Tombak Sulusulu ini sebagai cagar budaya,” terangnya.
Sementara
itu, salah seorang peneliti dari Badan Arkelogi Medan, Lukas Partanda Koestoro,
menjelaskan, pihaknya sebagai arkeolog melihat adanya tanda kehidupan dari
keberadaan Tombak Sulusulu. Di antaranya mulai dari keberadaan lesung berbentuk
cawan sebagai tempat penampungan air, serta adanya kearifan lokal yang sangat
baik di masa lampau terbukti dari keberadaan goa di dalam Tombak Sulusulu
tersebut. “Contohnya saja, bagaimana ketika masyarakat pada masa itu bercocok
tanam dari sejumlah aneka ragam tanaman guna mengikat bebatuan di dalamnya,”
terangnya.
Lukas
memaparkan Situs Tombak Sulusulu merupakan tanda adanya peradaban masa lampau.
Dapat terlihat juga dari sejumlah keyakinan masyarakat pada masa itu, di mana
aspek di dalamnya memiliki keterkaitan akan berbagai hal. Termasuk dari segi
budaya masyarakat, sejarah bangsa yang dapat dilihat dari Sisingamangaraja XII
dan aspek geopark.
“Beberapa
hal itu lah kenapa situs ini kami anggap pantas dari segi penilaian masuk
sebagai bagian dari cagar budaya, kami harapkan masyarakat di sekitar agar
mampu memahami serta menjaganya,” kata Lukas.
Direktur
Batakologi Nomensen, Manguji Nababan, mengatakan, Tombak Sulusulu menjadi
salah satu saksi dari sejumlah keyakinan masyarakat Batak, khususnya dalam
melaksanakan falsafat yang disebut dengan Dalian Na Tolu. “Situs ini memang
pantas menjadi layar budaya yang dilindungi, karena masyarakat Batak
memiliki keterikatan dengan situs Tombak Sulusulu,” tutupnya.